Jangan Sampai Buah Hati Kita Dehidrasi Saat Kondisi Muntah Dan Demam
Dehidrasi sering dialami orang dewasa dan anak-anak tanpa disadari. Terutama jika anak mengalami diare, muntah atau beraktivitas fisik di luar ruangan dan menyebabkan keringat banyak keluar.
Demam juga kerap membuat anak mengalami dehidrasi. Kurangnya asupan cairan ini tak boleh dianggap enteng. Saat dehidrasi terjadi, tubuh tidak memiliki cukup cairan dan air untuk berfungsi dengan baik.
Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian. Dehidrasi terjadi ketika lebih banyak cairan yang keluar dari tubuh daripada yang masuk.
Anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa karena mereka memiliki tubuh yang lebih kecil. Hal ini membuat anak hanya memiliki cadangan air yang lebih kecil.
Beberapa balita mengalami dehidrasi karena tidak minum cukup air. Dikutip dari HealthLine, faktor-faktor tertentu juga dapat membuat balita dan berisiko lebih tinggi mengalami dehidrasi.
Saat anak mengalami demam, muntah, diare, keringat berlebih, asupan cairan yang buruk selama sakit, penyakit kronis seperti diabetes atau gangguan usus, paparan cuaca panas dan lembap, pastikan memberikan minum yang cukup dan terus-menerus.
Dehidrasi bisa terjadi sangat lambat seiring berjalannya waktu, atau bisa terjadi tiba-tiba. Balita dengan penyakit, terutama flu perut, harus diawasi dengan ketat untuk tanda-tanda dehidrasi. Tanda peringatan tidak selalu terlihat jelas.
Gejala Dehidrasi Anak
Jangan menunggu sampai si kecil sangat haus baru memberikan air. Jika anak benar-benar haus, mereka mungkin sudah mengalami dehidrasi. Sebaliknya, perhatikan tanda-tanda peringatan ini:
- bibir kering dan pecah-pecah
- urine lebih pekat
- kulit dingin atau kering
- mata cekung atau ada titik lunak cekung di kepala (untuk bayi)
- kantuk berlebihan
- lemas
- tidak ada air mata saat menangis
- rewel yang ekstrem
- napas dan detak jantung yang cepat atau detak jantung
Tidak ada komentar